
Dari Lahan Sempit Menuju Ketahanan Pangan: Transformasi Urban Farming di Jantung Ibukota
Urban farming atau pertanian kota adalah kegiatan menanam sayur, buah, atau memelihara ternak di sekitar rumah dengan memanfaatkan lahan terbatas secara optimal, menggunakan pendekatan teknologi untuk menghasilkan pangan. Tujuan utama dari urban farming adalah memenuhi kebutuhan pangan mandiri masyarakat perkotaan sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan pasar.
Sejalan dengan semangat tersebut, sejak akhir tahun 2024, BRMP Penerapan aktif mendorong penerapan prinsip Good Agricultural Practices (GAP) dalam kegiatan pertanian perkotaan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Rumah Kaum Jayakarta di Jakarta Timur. Selain fokus pada urban farming, komunitas ini juga mengembangkan konservasi berbasis sumber daya genetik (SDG) tumbuhan, pengelolaan sampah dengan teknologi maggot BSF, serta pengembangan agroeduwisata.
Berkolaborasi dengan CSR PT Antam Tbk, BRMP Penerapan memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas kelompok dalam manajemen usaha tani yang lebih efisien dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan.
Setelah mengikuti pelatihan, anggota KTH mulai menunjukkan perubahan perilaku positif dalam praktik budidaya dibandingkan sebelumnya. Mereka kini rutin menggunakan pupuk organik dan mulai beralih ke pestisida nabati sebagai pengganti pestisida kimia. Perubahan ini terkonfirmasi melalui hasil evaluasi dampak yang dilakukan pada Rabu (02/07).
Yudi, Ketua KTH Rumah Kaum Jayakarta, menyampaikan bahwa kondisi pertanaman kelompoknya mengalami peningkatan signifikan. "Terima kasih kepada BRMP yang telah memberikan edukasi, sehingga pertumbuhan tanaman kami menjadi jauh lebih baik," ungkapnya.
Hal senada disampaikan Fahruri, Pendamping CSR PT Antam Tbk. Ia menekankan bahwa penerapan GAP tidak hanya diinternalisasi dalam praktik budidaya, tetapi juga menjadi materi edukatif yang dibagikan kepada para pengunjung agroeduwisata.
Kegiatan urban farming yang dibina BRMP Penerapan bersama PT Antam Tbk mencerminkan kekuatan kolaborasi lintas sektor dalam mendorong modernisasi pertanian di perkotaan.
Pendampingan berkelanjutan yang berbasis teknologi dan prinsip ramah lingkungan tidak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, tetapi juga memperkuat peran petani kota sebagai agen perubahan.
Melalui semangat better farming, better living, upaya ini diharapkan menjadi model inspiratif dalam membangun kemandirian pangan dan kualitas hidup masyarakat urban Indonesia.